8 Humor Gus Dur Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
8 Humor Gus Dur nan Tak Lekang oleh Waktu Humor unik Gus Dur(Antara)

ABDURRAHMAN Wahid, alias nan lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah sosok nan tak pernah kehabisan humor. Presiden ke-4 Indonesia ini mempunyai style lawakyang cerdas, jenaka, dan penuh makna.

Presiden Prabowo Subianto berencana menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur sebagai corak penghargaan atas perannya dalam memperjuangkan nilai-nilai inklusivitas dan toleransi di Indonesia.

Hingga kini, cerita kocak dari Gus Dur tetap dikenang dan mengundang tawa. Berikut adalah beberapa lawaklegendaris Gus Dur nan selalu menghibur:

Humor Gus Dur

1. Ingat Seribu Nomor Telepon?

Gus Dur pernah berkata, “Dulu saya ingat seribu nomor telepon. Sekarang sepuluh nomor telepon saja susah!”

Saat temannya, Ben Subrata, menimpali bahwa mungkin Gus Dur sering kelelahan sehingga mudah lupa.

Gus Dur dengan santuy menjawab, “Apanya nan capek, wong saya sudah pernah stroke dua kali!” Jawaban ini langsung memancing tawa pecah.

2. Tim Khusus Pencari Hantu

Ketika rumor rumah berpenunggu di Pondok Indah ramai diperbincangkan, seorang wartawan bertanya, “Gus, gimana soal rumah kosong di Pondok Indah nan katanya banyak hantunya?”

Gus Dur menjawab dengan tenang, “Maaf ya mas, saya belum pernah ketemu hantunya.”

Saat wartawan itu kembali bertanya apakah perlu tim unik untuk mengecek kebenaran rumor tersebut, Gus Dur menimpali, “Apa perlu, sampean jadi ketua timnya? Kayak gitu kok diurusin!” Tawa pun langsung memenuhi ruangan.

3. Polisi nan Jujur

Gus Dur pernah berkelakar, “Di negeri ini hanya ada tiga polisi nan jujur. Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng.”

Saat ditanya tentang polisi lainnya, Gus Dur hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban. Humor ini menyindir lembaga kepolisian dengan langkah nan lembut namun tajam.

4. Presiden Wisatawan

Dalam sebuah pidato di Jerman, Gus Dur menyebutkan, “Soekarno itu negarawan, Soeharto itu hartawan, Pak Habibie adalah ilmuwan, dan saya? Saya wisatawan.”

Pernyataan ini merujuk pada banyaknya kunjungan luar negeri nan dilakukan Gus Dur selama masa jabatannya, namun disampaikan dengan rendah hati dan penuh humor.

5. Tawa Clinton nan Tak Terlupakan

Gus Dur pernah membikin Presiden Amerika Serikat Bill Clinton terbahak-bahak dengan cerita dongeng lucu. Ketika Clinton bertanya asal cerita tersebut, Gus Dur menjawab, “Saya baca di kitab Ted Sorrensen.”

Jaya Suprana nan mendengar bercanda, “Lho, jadi Clinton tidak tahu cerita itu?” Gus Dur menjawab santai, “Ya mungkin nggak tahu, karena dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden Amerika baca buku? Kalau di Indonesia, Presiden kudu baca kitab lantaran memang nganggur!”

6. Perbedaan Karakter Bangsa

Saat membahas karakter bangsa, Gus Dur berkata:

  • “Orang Nigeria alias Angola itu sedikit bicara, sedikit kerja.
  • Orang Jepang alias Korsel itu sedikit bicara, banyak kerja.
  • Orang Amerika alias China itu banyak bicara, banyak kerja.
  • Orang Pakistan, banyak bicara, sedikit kerja.”

Ketika ditanya, “Kalau bangsa Indonesia?” Gus Dur menjawab, “Orang Indonesia itu lain nan dibicarakan, lain nan dikerjakan.”

7. Tidur Jam 11 Malam

Suatu malam, Gus Dur mengundang Gus Mus ke Istana. Ketika jam menunjukkan pukul 11 malam, Gus Mus bertanya, “Gus, katanya Presiden tidurnya diatur ya?”

Gus Dur menjawab santai, “Iya, tidur presiden itu kudu jam 11 malam.”

Gus Mus nan bingung bertanya lagi, “Lho, ini kan sudah jam 11 malam, kenapa Sampean belum tidur?” Gus Dur menjawab dengan santai, “Aku kan Presiden.”

8. Gus Tidur

Ketika menerima gelar Kanjeng Pangeran Aryo dari Keraton Surakarta, Gus Dur berbincang dengan Sinuhun Paku Buwono XII.

Saat ditanya kenapa tidak menggunakan gelar “Gusti,” Gus Dur menjawab, “Bukan apa-apa, hanya nggak lezat aja jika ditambah ‘Gusti,’ kelak malah keliru jadi Gus Tidur!”

Humor Gus Dur bukan sekadar lelucon, melainkan juga kritik sosial nan tajam namun ringan. Lewat humornya, Gus Dur bisa menyampaikan pesan nan mendalam sembari tetap menghibur. (NU/Z-10)