60.000 Warga Rohingya Lari Ke Bangladesh Karena Konflik Myanmar

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh lantaran Konflik Myanmar Pengungsi Rohingya.(ANTARA/JONI SAPUTRA)

SEBANYAK 60.000 penduduk Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua bulan terakhir, di tengah meningkatnya bentrok antara pemerintah junta dan pemberontak Tentara Arakan di Myanmar.

"Posisi kami pada prinsipnya adalah tidak mengizinkan lebih banyak Rohingya masuk. Namun, terkadang situasinya menjadi sedemikian rupa sehingga kami tidak punya pilihan lain," kata penasihat urusan luar negeri Bangladesh, Md. Touhid Hossain, pada Minggu.

"Dalam situasi seperti itu, kami mengizinkan 60.000 penduduk Rohingya masuk. Bukannya kami mengizinkan mereka masuk secara resmi, mereka masuk melalui rute nan berbeda," ujarnya, menambahkan.

Ia pun menjelaskan telah mengikuti pertemuan konsultasi informal dengan perwakilan sejumlah negara tetangga, ialah Laos, Thailand, India, Tiongkok, dan Myanmar untuk mendiskusikan rumor ini.

Dalam pertemuan nan dipimpin Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa di Bangkok pekan lalu, Hossain menegaskan bahwa tidak akan ada lagi gelombang pengungsi Rohingya nan masuk ke Bangladesh.

"Namun, kami kudu membikin pengaturan untuk menghentikan gelombang itu, berbareng dengan masyarakat internasional," katanya.

Negara-negara tersebut, ujarnya, tidak memandang kemungkinan Myanmar kembali ke keadaan sebelumnya. Karena itu, mereka meminta Myanmar, nan diwakili penjabat Menlu U Than Swe, untuk segera menyelesaikan masalah dalam negerinya melalui
pembicaraan dengan semua pihak.

Tentara Arakan menguasai lebih banyak wilayah di negara bagian Rakhine di sepanjang perbatasan Bangladesh.

Namun, Hossain mengatakan tidak mungkin mengadakan pembicaraan formal dengan mereka nan sekarang menguasai lebih banyak wilayah di Myanmar di sepanjang perbatasan Bangladesh.

"Saya katakan kepadanya (Than Swe) bahwa perbatasan Myanmar tidak berada di bawah kendali Anda. Perbatasan telah berada di bawah kendali aktor non-negara. Sebagai sebuah negara, kita tidak dapat terlibat dengan tokoh non-negara. Jadi, mereka (pemerintah Myanmar) kudu mencari langkah untuk menyelesaikan masalah perbatasan dan Rohingya," kata Hossain, menegaskan.

Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar di tenggara.

Sebagian besar Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 akibat tindakan keras militer. Infiltrasi Rohingya juga diwarnai oleh korupsi di perbatasan Bangladesh-Myanmar lantaran beberapa orang membantu penduduk Rohingya
menyeberangi perbatasan dengan hadiah uang. (Ant/Z-6)