6 Jejak Prestasi Gus Dur, Pemimpin Toleransi Dan Pembawa Perubahan Di Indonesia

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
6 Jejak Prestasi Gus Dur, Pemimpin Toleransi dan Pembawa Perubahan di Indonesia Jejak Prestasi Gus Dur(MI)

GUS Dur alias Abdurrahman Wahid bukan hanya Presiden ke-4 Indonesia, tetapi juga simbol toleransi dan pelopor perubahan nan meninggalkan warisan berharga.

Meskipun masa kepemimpinannya hanya berjalan dari 1999 hingga 2001, Gus Dur sukses mencatatkan beragam prestasi nan berakibat besar bagi bangsa Indonesia. Karena itu, Presiden Prabowo Subianto berencana menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur, sebuah penghormatan nan mencerminkan kontribusinya dalam membangun Indonesia.

Jejak Prestasi Gus Dur

1. Kepemimpinan Gus Dur

Salah satu warisan Gus Dur nan paling dikenang adalah perjuangannya dalam meningkatkan toleransi antarumat berakidah di Indonesia.

Salah satu kebijakan monumental nan dicetuskannya adalah pengakuan Tahun Baru Imlek sebagai hari seremoni nan dapat dirayakan secara bebas.

Sebelumnya, di masa Orde Baru, seremoni Imlek dibatasi oleh Instruksi Presiden (Inpres) No. 14 Tahun 1967. Gus Dur dengan tegas mencabut peraturan tersebut dan menggantinya dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6 Tahun 2000, nan memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat Tionghoa untuk merayakan Imlek. Kebijakan ini juga menetapkan Imlek sebagai hari libur fakultatif, langkah awal sebelum akhirnya dijadikan hari libur nasional pada 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Melalui kebijakan ini, Gus Dur menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa Indonesia. Ia menunjukkan bahwa setiap penduduk negara berkuasa menjalankan tradisi dan keyakinannya tanpa diskriminasi.

2. Peran Gus Dur dalam Pengakuan Agama Konghucu

Selain mendukung kebebasan beragama, Gus Dur juga memainkan peran krusial dalam melegalkan kepercayaan Konghucu. Langkah ini memberikan hak-hak nan setara bagi penganut Konghucu, nan sebelumnya sering diabaikan oleh negara.

Dengan kebijakan ini, Gus Dur menempatkan kesetaraan dan keadilan sosial sebagai prioritas utama dalam pemerintahannya.

3. Kebijakan Ekonomi di Tengah Krisis

Gus Dur menghadapi tantangan besar saat Indonesia sedang berupaya bangkit dari krisis moneter 1997–1998. Namun, dia sukses menerapkan kebijakan nan mendukung stabilitas ekonomi.

Di antaranya adalah meningkatkan ekspor, mengurangi beban hutang negara, dan melakukan reformasi di sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PLN, nan sebelumnya mengalami kerugian besar.

Meski masa kepemimpinannya singkat, langkah-langkah tersebut memberikan akibat positif dalam mengurangi tekanan ekonomi nan dialami Indonesia pascakrisis.

4. Perhatian pada Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Kenaikan penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga 100 persen menjadi salah satu kebijakan Gus Dur nan berakibat besar.

Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pegawai, tetapi juga mendongkrak daya beli masyarakat dan membantu memulihkan stabilitas ekonomi.

5. Warisan Politik

Gus Dur juga berkedudukan krusial dalam mendorong kerakyatan nan lebih inklusif di Indonesia. Ia menentang diskriminasi, memihak hak-hak minoritas, dan mengadvokasi kelompok-kelompok nan terpinggirkan.

Gus Dur juga mendorong masyarakat untuk berpikir kritis terhadap kebijakan pemerintah, menciptakan ruang nan lebih besar untuk perbincangan dan transparansi dalam politik nasional.

6. Gus Dur: Simbol Toleransi dan Kemanusiaan

Sebagai seorang cendekiawan, aktivis kemanusiaan, dan pemimpin nan visioner, Gus Dur adalah simbol toleransi dan pluralisme. Kepemimpinannya adalah refleksi dari semangat Bhinneka Tunggal Ika, di mana perbedaan dianggap sebagai kekayaan bangsa.

Warisan Gus Dur bakal terus dikenang sebagai pilar krusial dalam perjalanan Indonesia menuju masyarakat nan lebih adil, toleran, dan demokratis. (ISAIS UIN Suska Riau/Z-10)