2 Tahun Relokasi Pkl Malioboro, Awalnya Memadati Trotoar Hingga Berujung Pindah Ke Teras Malioboro

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Ribuan pedagang kaki lima alias PKL nan semula meraup rupiah di sepanjang trotoar Malioboro direlokasi ke Teras Malioboro atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono X. Melalui Peraturan Gubernur nan telah dikeluarkan, sang Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut menginginkan agar sepanjang area Malioboro bersih dari PKL. Relokasi dimulai pada 26 Januari 2022.

Sri Sultan Hamengkubuwono X menuturkan, “Bersamaan relokasi ini, saya siapkan Peraturan Gubernur nan melarang di sepanjang Malioboro tidak boleh lagi ada PKL berdagang di situ.” PKL bakal ditempatkan di eks lahan Bioskop Indra dan jejak instansi Dinas Pariwisata.

Bagi pemimpin wilayah DI Yogyakarta tersebut, dia telah menanti momentum baik penataan area Malioboro nan saat ini sudah rapi, utamanya atas hadirnya jalur pedestrian nan lebih luas dari ujung utara hingga selatan. Relokasi PKL Malioboro tidak bisa dihindari mengingat para PKL selama ini menempati letak nan tidak diperuntukkan untuk mereka. Sebagaimana fungsinya, Sultan bertrotoar semestinya menjadi jalan bagi pejalan kaki dan area depan bagi pertokoan di area tersebut.

Sultan menyatakan jika tujuan dari proses relokasi adalah untuk mengembangkan sistem jaringan pejalan kaki nan lebih berbobot di area pedestrian sehingga terbukanya akses Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulya selaku pusat pelayanan kota di DI Yogyakarta.

Tidak hanya itu, pemindahan PKL ke Teras Malioboro menjadi instrumen kerja sama antara pihak Pemerintah Daerah DI Yogyakarta dengan lembaga bumi UNESCO. Dengan adanya usulan untuk menjadikan Malioboro bagian dari Sumbu Filosofi, maka sudah semestinya ada upaya penataan dan perbaikan kondisi wisata.

Walau demikian, agenda relokasi PKL Malioboro untuk pindah ke Teras Malioboro tidak mendapat sambutan baik dari para pedagang nan telah lama mendiami trotoar. Sejak sebelum pemindahan pada Januari 2022, PKL Malioboro telah banyak menyuarakan keberatan mereka atas proses relokasi ke tempat baru. Para PKL Malioboro nan tergabung ke dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia alias APKLI Kota Yogyakarta pun melaporkan keluhan ke DPR DI Yogyakarta pada 15 Desember 2021.

"Kenapa sekarang Pemerintah Yogyakarta justru mau mengubahnya, mau seperti di Singapura? Kota-kota lain justru mau seperti Malioboro," ujar Wawan Suhendra selaku Ketua APKLI Kota Yogyakarta.

Bagi Wawan dan PKL lainnya, letak tujuan relokasi berada pada posisi masuk ke dalam, bukan tepat pada pinggir jalan. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya konsumen nan kehilangan suasana belanja. Pada saat pemberitahuan adanya pemindahan, para PKL tidak mendapatkan agunan bakal bahwa pedagang bakal mendapat untung nan sama dengan saat tetap di trotoar.

Meskipun sempat meminta menunda proses relokasi, PKL Malioboro tetap mulai bergerak memindahkan dagangan mereka menuju ruang baru di eks lahan Bioskop Indra sebagai Teras Malioboro 1 dan jejak instansi Dinas Pariwisata sebagai Teras Malioboro 2 terhitung pada 1 Februari 2022.

Berbagai angkutan, seperti becak, sepeda motor, mobil angkutan, hingga gerobak dikerahkan untuk membawa dagangan menuju lapak baru. Terdapat sekitar 1.800 lebih pedagang menempatkan diri pada letak berdagang masing-masing meski beberapa tetap meninggalkan gerobak lama di trotoar.

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menyampaikan jika pihaknya tetap bakal melakukan pengawasan dan pertimbangan terhadap penyelenggaraan relokasi PKL di Teras Malioboro. Upaya untuk terus menata jalur pedestrian Malioboro sembari mengatur agar PKL tetap terus mendapat kewenangan berdagang di Teras Malioboro tetap dijalankan hingga saat ini.

Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.

Pilihan Editor: 4 Alasan Sultan HB X Tetap Merelokasi PKL Malioboro Awal Tahun Ini

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini