SETIDAKNYA 124 orang tewas dan dua orang sukses diselamatkan setelah pesawat penumpang Jeju Air nan membawa 181 orang terbakar saat keluar dari landasan pacu dan menabrak tembok di sebuah airport di Kabupaten Muan, Korea Selatan, Minggu. Menurut pihak berkuasa peristiwa ini salah satu musibah penerbangan terburuk di negara itu.
Semua selain dua orang tersebut diperkirakan telah meninggal. Kecelakaan terjadi pada pukul 09:07 pagi, ketika penerbangan Jeju Air tergelincir dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak tembok pagar di Bandara Internasional Muan, di Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.
Kecuali dua orang nan diselamatkan dari kecelakaan itu, semua orang nan berada di pesawat diperkirakan telah meninggal, kata pihak berkuasa pemadam kebakaran.
Pihak berkuasa telah mengonfirmasi 124 kematian dari kecelakaan itu hingga pukul 15:18. Operasi sedang dilakukan untuk mengambil jenazah korban.
Video nan ditayangkan stasiun TV lokal menunjukkan pesawat nan mencoba mendarat tanpa roda pendarat nan terbuka. Pesawat tersebut tergelincir di tanah, menabrak tembok beton sebelum meledak dan dilalap api.
"Setelah pesawat menabrak dinding, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah," kata seorang pejabat lembaga pemadam kebakaran.
"Pesawat nyaris sepenuhnya hancur, dan susah untuk mengidentifikasi nan meninggal," tambah pejabat tersebut. "Kami sedang dalam proses mengambil jenazah, nan bakal menyantap waktu."
Hanya dua personil kru nan selamat dari kecelakaan itu lantaran mereka diselamatkan segera setelah kecelakaan. Mereka dirawat di rumah sakit terpisah di Mokpo dan cedera mereka tidak menakut-nakuti jiwa.
Jumlah total penumpang adalah 181, termasuk enam kru pesawat, nan terbang dari Bangkok pada pukul 01:30 pagi. Pesawat ini dijadwalkan tiba di Muan sekitar pukul 08:30 pagi.
Sebagian besar penumpang adalah penduduk Korea, selain dua penduduk negara Thailand.
Sebuah tempat penampungan jenazah sementara telah didirikan di dalam airport Muan untuk meletakkan jenazah korban.
Pihak berkuasa menduga kegagalan roda pendarat, nan mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menyebabkan kecelakaan tersebut. Mereka memulai penyelidikan di letak untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.
Pemerintah Provinsi Jeolla Selatan meningkatkan status darurat ke tingkat tertinggi dan mengerahkan semua personel penyelamat dan polisi nan tersedia ke letak kecelakaan.
Presiden sementara Choi Sang-mok menyatakan Kabupaten Muan sebagai area musibah unik saat dia mengunjungi letak kecelakaan untuk memberikan petunjuk kepada pejabat untuk melakukan upaya maksimal dalam operasi pencarian.
Choi juga menyampaikan belasungkawa nan mendalam kepada family nan ditinggalkan dan berjanji untuk memberikan support pemerintah nan diperlukan kepada family korban.
Kantor kepresidenan mengadakan rapat darurat dengan sekretaris-sekretaris utama lebih awal pada hari itu dan memutuskan untuk mempertahankan sistem darurat 24 jam untuk respons tepat waktu terhadap pencarian dan operasi lainnya.
Dalam rapat nan dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan Chung Jin-suk, pejabat juga membahas cara-cara koordinasi antar lembaga untuk penyelidikan kecelakaan tersebut, serta support medis dan lainnya.
Komisaris Jenderal Sementara Badan Kepolisian Nasional Lee Ho-young juga memerintahkan pejabat untuk mengerahkan semua sumber daya nan tersedia dan bekerja sama dengan pemadam kebakaran serta lembaga mengenai lainnya untuk membantu upaya penyelamatan.
CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permintaan maaf dan mengungkapkan belasungkawa kepada family nan kehilangan orang nan mereka cintai, sembari berjanji untuk memberikan semua support nan diperlukan kepada family korban.
"Apapun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO," kata Kim. (Yonhap/Z-3)